Erdogan dan Kepala Uni Eropa diskusikan Mediterania Timur serta migrasi
Presiden Turki pada Rabu mengadakan konferensi video dengan kepala Komisi Uni Eropa (UE) guna membahas hubungan Turki dengan UE dan juga perkembangan regional lainnya, ungkap Direktorat Komunikasi Turki pada Rabu.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan kepada Ursula von der Leyen bahwa klaim maksimalis dari Yunani dan otoritas Siprus Yunani merupakan inti dari ketegangan di Mediterania Timur, dan klaim Yunani itu mengabaikan hak Turki dan Republik Turki Siprus Utara (TRNC) di kawasan itu.
Menekankan bahwa Turki selalu menyerukan dialog sejak ketegangan meletus di Mediterania Timur, Erdogan mengatakan negaranya siap untuk melakukan pembicaraan negosiasi eksplorasi energi dengan pihak Yunani dan dia berharap Yunani tidak akan melewatkan kesempatan ini sekali lagi.
Dia mengatakan bahwa langkah-langkah untuk memperbarui kesepakatan migrasi 2016 antara Ankara dan Brussel, serta memperbarui serikat pabean di antara mereka dan memastikan pembebasan visa untuk warga Turki yang bepergian ke negara-negara UE akan membantu meningkatkan hubungan bilateral.
Erdogan juga kembali menyerukan untuk pembagian beban yang adil pada masalah migrasi, mendesak UE untuk menyelidiki pelanggaran HAM oleh Yunani dan Badan Penjaga Pantai dan Perbatasan Eropa (Frontex) yang telah mendorong kembali kapal-kapal migran.
Yunani, atas dukungan Prancis, telah memperdebatkan eksplorasi energi Turki, mencoba mengurung wilayah maritim Turki berdasarkan pulau-pulau kecil di dekat pantai Turki.
Turki, negara dengan garis pantai terpanjang di Mediterania, telah mengirim kapal bor dengan pengawalan militer untuk mengeksplorasi energi di landas kontinennya. Turki dan Republik Turki Siprus Utara memiliki hak di wilayah tersebut.
Untuk mengurangi ketegangan, Turki menyerukan dialog untuk memastikan pembagian yang adil atas sumber daya di kawasan tersebut.