TURKI

Tim antariksa Turki kirim satelit mini ke luar angkasa

Sebuah tim mahasiswa teknik Turki akan mengirim satelit mini ke luar angkasa pada akhir tahun.

“Kami mulai mengerjakan PocketQube pada 2016, standar yang baru dikembangkan dalam teknologi luar angkasa, dan mengembangkan satelit PocketQube pertama Grizu-263A di Turki,” kata Aytac Dursun, kepala Tim Ruang Angkasa Grizu-263, kepada Anadolu Agency.

“Satelit itu akan dikirim ke ruang angkasa pada Desember dengan roket Falcon 9 SpaceX dari Kompleks Peluncuran Ruang Cape Canaveral di AS,” ujar dia.

Didirikan pada 2016 oleh mahasiswa Universitas Bulent Ecevit di Provinsi Zonguldak, Grizu-263 bertujuan untuk mengembangkan teknologi ruang angkasa dan satelit serta berpartisipasi dalam kompetisi internasional.

“Ini adalah perkembangan yang sangat menarik bagi kami. Perjalanan dari Zonguldak ke luar angkasa,” kata Dursun.

Nama tim itu berasal dari ledakan gas di sebuah tambang di distrik Kozlu pada 1992, yang menyebabkan kematian 263 penambang.

Dalam bahasa Turki, Grizu berarti gas di tambang batu bara.

Kepala tim mengatakan PocketQubes meminimalkan biaya peluncuran roket dan waktu produksi serta kerusakan yang kemungkinan dialami satelit, memberi produsen keuntungan dalam teknologi ruang angkasa.

“Selain itu, karena kami telah menghasilkan satelit sendiri sepenuhnya, itu akan menjadi keuntungan dan inovasi besar bagi kami. Kami mengecilkan teknologi dan memasangnya menjadi satelit 2x2x2 inci,” ungkap dia.

Dursun mengatakan keuntungan paling penting dari satelit ini dan proyek ini adalah bahwa mahasiswa S1 bisa mengirim satelit ke luar angkasa dengan menyelesaikan proyek luar angkasa.

Menurut dia, dengan cara ini, mahasiswa akan lebih mudah beradaptasi dengan proyek ruang angkasa negara kita.

“Realisasi dan penyelesaian proyek sebesar itu oleh sekelompok mahasiswa akan memberikan tenaga kerja yang terlatih penuh untuk negara kita,” tambah Dursun.

Jalan menuju kesuksesan internasional

Pada tahun pertamanya, tim beranggotakan delapan orang ini ikut serta dalam kompetisi satelit model CanSat yang diadakan oleh American Astronautical Society di Amerika Serikat, disponsori oleh NASA, Lockheed Martin, Kratos Space, Praxis Inc, Siemens, dan Laboratorium Penelitian Angkatan Laut AS.

Grizu-263 berada di peringkat 25 dari 96 tim dalam kompetisi siswa global paling bergengsi di bidang model satelit.

“Kami memperoleh banyak pengalaman dalam proses kompetisi dan kami telah memperoleh hasil yancog berharga untuk tahun-tahun mendatang,” kata Dursun.

Mengingat pengalaman yang diperoleh di AS, tim itu diciptakan kembali dengan struktur kelembagaan.

“Kami mulai merekrut anggota tim melalui formulir aplikasi online dan menerima mereka setelah proses proyek dan wawancara. Dengan cara ini, teman-teman yang ingin bekerja di luar angkasa dan satelit bergabung dengan kami. Sekarang kami adalah tim yang terdiri dari 15 orang,” ungkap dia.

Dalam percobaan kedua mereka di CanSat, Grizu-263 selesai di urutan kedua.

“Kami sangat bangga telah mencapai kesuksesan besar bagi kami sebagai mahasiswa dari universitas Anatolia. Kami melihat kesuksesan ini sebagai tonggak sejarah dan selalu terus bekerja lebih keras untuk proyek terbesar kami,” lanjut dia.

Prestasi yang berkelanjutan

Tahun lalu, Grizu-263 berpartisipasi dalam kontes yang sama dengan tugas yang berbeda.

“Tujuan utama kami adalah memiliki keberlanjutan dalam kesuksesan. Tempat kedua yang kami raih untuk kedua kalinya menunjukkan bahwa kesuksesan kami bukan kebetulan,” kata Dursun.

Tim menyelesaikan Kompetisi CanSat 2020 di posisi keempat.

Selain CanSat, tim menciptakan unit dengan beberapa anggota untuk Kompetisi Satelit Model Teknofest Turksat di Turki.

“Kami menyelesaikan tujuh tahap kompetisi di bawah misi yang diciptakan oleh para insinyur Turksat dan menjadi yang pertama di Turki. Kami menerima hadiah di Teknofest dari Presiden Recep Tayyip Erdogan,” tutur Dursun.

“Dengan empat peringkat ini dalam tiga tahun, kami telah membuktikan misi kesuksesan berkelanjutan kami,” lanjut dia.

Dursun merekomendasikan semua penggemar teknologi luar angkasa yang bersedia bekerja di bidang ini untuk berorientasi pada proses, bukan berorientasi pada hasil.

“Terlepas dari hasilnya, pekerjaan yang mereka lakukan akan membentuk masa depan mereka. Karena itu, untuk mewujudkan impian, mereka harus melanjutkan pekerjaan tanpa menyerah,” tambah dia.

Dursun mengatakan timnya ingin mengambil bagian dalam proyek-proyek besar Turki untuk memperkuat teknologi negara.

“Sementara itu, kami selalu merasakan dukungan dari negara kami, terutama universitas, secara finansial dan moral. Sebagai imbalan atas dukungan ini, kami akan terus dengan bangga mewakili negara di arena internasional dalam teknologi luar angkasa dan meraih kesuksesan baru,” pungkas dia.

Tinggalkan Balasan