Ventilator buatan Turki memudahkan perawatan penyakit paru di rumah
Alat bantu pernapasan bertekanan negatif yang dikembangkan oleh sebuah perusahaan Turki akan memungkinkan perawatan di rumah bagi pasien yang menderita penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), asma, dan penyakit paru-paru.
Perusahaan R&D dan inovasi Promech, yang beroperasi di Zona Pengembangan Teknologi InnoPark di provinsi Konya, meluncurkan Rievent, sebuah ventilator tekanan negatif, hanya dalam enam bulan dengan dukungan dari Otoritas Riset Ilmiah dan Teknologi Turki.
Selain memungkinkan pasien bernapas dengan nyaman, perangkat tersebut juga dilengkapi opsi bahasa Turki dan Inggris untuk penggunanya.
Selcuk Ates, manajer proyek di Promech, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa perangkat tersebut tidak memerlukan keahlian profesional untuk digunakan dan telah dirancang agar dapat diakses oleh semua orang.
Dia mengatakan produk tersebut lulus semua tes dan sekarang berada pada tahap sertifikasi.
Ates menjelaskan pada masa awal wabah kantung udara yang juga dikenal sebagai alveoli di paru-paru pasien Covid-19 yang menggunakan ventilator mengeras dan pecah sehingga menyebabkan pneumonia.
“Perangkat ini menghilangkan risiko pneumonia karena dengan itu, pasien menghirup udara sebanyak kapasitas pernapasan mereka,” tutur dia, sambil menambahkan bahwa perusahaan berusaha membuat alat Rievent lebih ergonomis.
“Ini benar-benar produk rekayasa lokal. Desain, perangkat lunak, dan polanya dibuat oleh perusahaan kami,” kata dia.
Menyoroti produksi massal dijadwalkan akan dimulai dalam tiga bulan ke depan, dia mengatakan perusahaan akan memproduksi 100 unit per bulan.
Ates mencatat bahwa produk tersebut akan memenuhi kebutuhan 15 juta pasien di Turki. “Kami bertujuan untuk mengurangi beban unit perawatan intensif (ICU) rumah sakit. Biaya impor mereka sangat tinggi. Kami ingin berkontribusi pada perekonomian negara dengan menurunkan [biaya] nya,” ungkap dia.
Dia mengatakan perusahaan berhasil melakukan uji coba pada 20 relawan.
“Kami hanya tidak bisa mendapatkan hasil [positif] yang kami harapkan pada pasien obesitas. Saat pasien mulai bernapas normal, alat itu otomatis berhenti,” pungkas Ates.