Turki-Indonesia selesaikan produksi perdana tank Harimau
Kedutaan Besar Indonesia di Ankara menjelaskan tank kelas medium Harimau, hasil kerjasama Indonesia-Turki tahap pertama selesai diproduksi pada Rabu.
Peresmian 10 unit produksi pertama tersebut dilaksanakan di pabrik FNSS di Ankara, dihadiri oleh Ketua Presidensi Industri Pertahanan Turki, Prof. Ismail Demir, Duta Besar RI untuk Turki, Lalu Muhamad Iqbal, Wakil Kepala Staff Angkatan Darat, Letjen TNI Agus Subiyanto dan sejumlah perwira tinggi Angkatan Darat lainnya serta manajemen PT. PINDAD.
“Keberhasilan kerjama pengembangan dan produksi ini membuktikan keunggulan teknologi Indonesia dan Turki dalam memproduksi kendaraan lapis baja. Kita pantas berharap bahwa kerjasama yang sudah kuat terbangun diantara kedua negara akan semakin kuat di masa mendatang,” ujar Wakasad Agus Subiyanto dalam keterangannya pada Rabu malam.
Direncanakan pada tahap awal, tank canggih ini akan diproduksi 18 unit untuk TNI-AD, 10 telah diproduksi di pabrik FNSS di Ankara, Turki, dan 8 unit sedang dalam tahap produksi di pabrik PT. PINDAD, Bandung.
KBRI Ankara mengatakan tank kelas medium yang kerja samanya mulai digagas pada tahun 2010 ini sepenuhnya didesain dan dikembangkan oleh dua perusahaan industri kendaraan lapis baja terbaik di Indonesia dan Turki, yaitu FNSS (Turki) dan PT. PINDAD.
Setelah tahap desain dan pengembangan selesai, produksi bersama dimulai secara resmi pada tahun 2019.
Tank yang dalam versi Turkinya diberi nama Kaplan ini merupakan tank terbaik di kelasnya di dunia saat ini.
“Arsitektur tank ini didesain dengan sejumlah keunikan, meskipun memiliki sistem proteksi paling baik dan berat optimal namun tenaga penggeraknya paling besar dikelasnya sehingga lebih lincah di medan tempur dibandingkan produk sejenis lainnya,” jelas keterangan KBRI Ankara.
KBRI menuturkan tank ini juga terhitung generasi baru karena menggunakan sistem persenjataan, sistem elektronik dan sistem kontrol yang terbaru dibanding tank sekelas yang ada saat ini.
“Sebelum diproduksi secara massal, prototipe tank telah menjalani sejumlah ujian yang sangat berat. Mulai dari uji tembak, uji balistik, uji medan di Indonesia dan Turki hingga uji ledakan ranjau,” ungkap KBRI Ankara.
Tank ini juga merupakan tank pertama produksi Indonesia yang sepenuhnya sudah memenuhi standar NATO.
Dubes Iqbal menambahkan tank ini adalah model kerjasama industri pertahanan yang ideal antara Indonesia dan Turki.
Kerja sama dilakukan mulai dari tahap desain dan pengembangan hingga produksi bersama, sehingga benar-benar mengakomodir kebutuhan spesifik di Indonesia.
“Pemerintah Indonesia mendorong untuk mengembangkan model serupa ke jenis persenjataan lainnya guna memenuhi Kebutuhan Pokok Minimum TNI,” ujar Dubes Iqbal.
KBRI menambahkan FNSS adalah salah satu industri kendaraan militer dan lapis baja terbaik di dunia saat ini. Produknya sudah digunakan di sejumlah negara NATO, Timur Tengah dan Asia Pasifik.
Kerja sama pertahanan dan industri pertahanan Indonesia-Turki mengalami kemajuan pesat dalam beberapa tahun terakhir.
Menteri Pertahanan, Prabowo Subiyanto, sudah beberapa kali melakukan kunjungan ke Turki dalam kurun waktu 2 tahun terakhir guna menjajaki sejumlah kerjasama industri pertahanan, baik untuk pemenuhan kebutuhan matra darat, laut dan udara.
“Kedua negara juga telah menyelesaikan Perjanjian Kerjasama Pertahanan yang diharapkan dapat ditandatangani dalam waktu dekat,” terang KBRI Ankara.