‘Turki dan Uni Eropa punya kepentingan strategis yang sama’
Turki memiliki banyak kepentingan dan target strategis bersama Uni Eropa (UE), kata menteri luar negeri Turki.
“Sebagai kandidat anggota Uni Eropa, Turki punya banyak kepentingan dan target strategis dengan blok itu. Perbatasan kami adalah perbatasan luar Eropa serta NATO dan kami juga ingin membangun ketahanan negara dan masyarakat,” tulis Mevlut Cavusoglu dalam sebuah artikelnya untuk Politico yang berbasis di Amerika.
Menekankan pentingnya Turki bagi UE, Cavusoglu mengatakan hubungan diplomatik dan keamanan negaranya telah menguntungkan Eropa selama beberapa generasi.
“Di masa depan juga, Eropa akan aman dan makmur berkat kontribusi Turki,” tambah dia.
Menlu Turki juga menekankan bahwa tanggung jawab menstabilkan lingkungan dan mengarahkannya pada perdamaian, stabilitas, dan pembangunan yang berkelanjutan adalah tugas semuanya.
Cavusoglu mengkritik “retorika dan pandangan maksimalis yang kuat dari negara-negara anggota UE tertentu mengenai masalah dengan relevansi strategis yang tinggi” dan menyatakan bahwa kebijakan tersebut “mempersempit ruang lingkup untuk kerja sama.”
Sikap UE terhadap Haftar di Libya
Memperhatikan tiga kasus yang menghambat kerja sama Turki-Uni Eropa, menteri mengatakan Uni Eropa gagal bertindak berdasarkan nilai-nilainya terkait serangan Khalifa Haftar terhadap pemerintah Tripoli yang diakui oleh internasional.
“Sementara milisi dan tentara bayaran putschist terus diperkuat, Operasi Uni Eropa Irini di Mediterania [yang memiliki tujuan untuk menegakkan embargo senjata di Libya] secara teknis memberikan sanksi kepada pemerintah yang sah,” ungkap dia.
Menteri luar negeri Turki lebih lanjut menyerukan Eropa untuk “berdiri dan berduka atas penemuan mengejutkan kuburan massal di Tarhuna yang berisi mayat korban yang diduga dibunuh oleh pasukan Haftar”.
“Sementara itu, blokade pada sumber daya minyak Libya yang merampas sumber daya penting rakyat Libya masih berlangsung,” tambah dia.
Dia menekankan bantuan teknis dan pelatihan Turki kepada pemerintah yang sah di Libya telah mengubah keseimbangan di lapangan dan meningkatkan kekuatan diplomatik pada Konferensi Berlin.
Cavusoglu juga menanggapi tuduhan palsu Prancis terhadap Turki tentang insiden yang melibatkan kapal-kapal perang di Mediterania Timur.
“Ketika klaim itu tidak diverifikasi oleh NATO, Paris menarik diri dari operasi NATO yang penting. Negara lain yang akan menilai apakah itu pilihan strategis yang baik atau bukan,” ujar dia.
Menteri Turki juga berbicara tentang pengungsi Suriah dan mengingatkan negaranya telah menghabiskan “lebih dari USD40 miliar untuk melayani kebutuhan 3,6 juta pengungsi Suriah di Turki,” tukas dia.