DUNIA

PM Belanda kagum pada gadis Turki penulis buku demokrasi

Perdana Menteri Belanda Mark Rutte menjamu gadis Turki penulis buku berjudul “De Blackbox Democratie” (Demokrasi Blackbox) Dilara Bilgic, 18, di kantornya.

PM Belanda mengungkapkan ketertarikannya pada buku yang ditulis oleh seorang mahasiswa asal Turki tentang demokrasi di negara itu.

“Buku itu sangat menarik bagi saya. Saya dengan tulus merekomendasikannya kepada semua orang,” kata Rutte saat bertemu dengan Dilara di kantornya.

Rutte mengatakan bahwa dirinya membaca buku yang ditulis gadis Turki kelahiran Adıyaman itu atas rekomendasi dari seorang temannya.

Dia menuturkan gadis itu telah menerangkan sistem politik baru Belanda melalui karyanya dan buku itu sangat menarik.

Dalam pertemuan itu, Rutte bertukar pandangan tentang isi buku tersebut.

Berbicara kepada Anadolu Agency (AA), Bilgic mengatakan bahwa PM Rutte tertarik pada bukunya, yang mulai dia tulis pada usia 16 tahun, dan undangan Perdana Menteri ke kantornya adalah sebuah kebanggaan bagi Bilgic.

Diundang oleh sekretaris Rutte dan menerima undangan tersebut, Bilgic mengatakan bahwa Perdana Menteri Rutte membaca bukunya atas rekomendasi dari temannya dan Rutte menyatakan ingin bertemu dengan penulisnya.

“Ini adalah momen istimewa ketika beliau menyambut saya di kantornya karena saya sangat bangga ketika dia menunjukkan ketertarikan dan mengundang saya di antara begitu banyak penulis buku tentang politik,” ungkap Bilgic.

“Saya merasa senang mengetahui bahwa buku saya sampai ke tempat-tempat yang tidak pernah saya duga,” kata dia lagi.

Bilgic menganalisis sistem politik Belanda dalam 80 halaman pertama di buku setebal 112 halaman yang dia tulis.

“Saya mempresentasikan solusi alternatif untuk sistem politik Belanda pada kesimpulan yang saya buat di halaman terakhir buku saya,” ungkap dia, menambahkan bahwa dirinya mencoba mencari solusi untuk masalah sosial dan dilema demokrasi.

Bilgic mengatakan dia hanya ingin memberikan kontribusi kecil bagi dunia pemikiran dan dia berusaha menganalisa apakah pernyataan kontradiktif yang dibuat oleh politisi yang muncul di media bermanfaat atau berbahaya bagi demokrasi.

Dalam politik, kata dia, perlu mencari kejahatan dalam sistem tanpa menyalahkan seseorang. Perlu melihat kesalahan sistem di mana daripada pelakunya.

“Saya lebih fokus pada ini dalam buku saya. Perdana Menteri senang karena saya menyajikan solusi alternatif serta analisis saya tentang kebuntuan demokrasi di Belanda,” tutur dia.

Bilgic menulis buku kedua yang menceritakan tentang dirinya dan termasuk upayanya melawan prasangka.

“Perdana Menteri juga menunjukkan ketertarikan yang besar pada buku ini dan Perdana Menteri akan selalu mengkritik, tetapi yang penting adalah pergi bertemu dan berbicara dengan orang-orang itu dan mencari tahu mengapa mereka mengkritiknya,” tutur dia.

Bilgic mengatakan bahwa dia menerima tawaran jadi politisi dari beberapa partai politik di negara itu, namun dia tidak menerima tawaran tersebut.

“Saya ingin menyatukan budaya yang berbeda dan melihat dunia melalui lensa yang berbeda. Mungkin saya bisa memasuki politik di masa depan, tetapi saya tidak memikirkannya sekarang.”

“Tujuan saya adalah untuk memberikan inspirasi kepada orang lain untuk melihat sesuatu tanpa prasangka,” tukas dia.

Tinggalkan Balasan