Aktivitas Turki di Laut Mediterania sejalan dengan hukum internasional
Aktivitas Turki di Laut Mediterania sejalan dengan hukum internasional, sementara seruan Ankara untuk berdialog dengan Athena tak dijawab, kata duta besar Turki untuk Yunani.
Duta Besar Burak Ozugergin menyatakan dalam sebuah pertemuan di Kementerian Luar Negeri Yunani setelah Turkish Petroleum (TPAO) mengajukan izin untuk eksplorasi minyak tambahan di Mediterania, menurut laporan sumber diplomatik.
Pada pertemuan itu, dia mengatakan bahwa posisi Turki jelas dan transparan pada berbagai masalah seperti Siprus, Mediterania Timur termasuk eksplorasi dan ekstraksi hidrokarbon, Libya, dan seluruh wilayah, kata sumber itu.
Turki beberapa kali berusaha untuk berdialog dengan Yunani mengenai masalah ini, tetapi Athena enggan memberikan tanggapan, tambah dia.
Republik Turki Siprus Utara didirikan pada 1983, menyusul kudeta yang bertujuan mencaplok Siprus oleh Yunani pada 1974 yang membuat Ankara harus melakukan intervensi sebagai kekuatan penjamin.
Beberapa dekade sejak itu telah terlihat beberapa upaya untuk menyelesaikan perselisihan Siprus, semuanya berakhir dengan kegagalan. Yang terbaru, diadakan dengan partisipasi negara-negara penjamin – Turki, Yunani, dan Inggris – berakhir pada 2017 di Swiss.
Turki secara konsisten menentang pengeboran sepihak oleh pemerintah Siprus Yunani di Mediterania Timur, menegaskan bahwa Republik Turki Siprus Utara (TRNC) juga memiliki hak atas sumber daya di daerah tersebut.
Sejak tahun lalu, Ankara mengirim kapal-kapal pengeboran ke Mediterania Timur, menegaskan hak Turki dan TRNC pada sumber daya wilayah tersebut.
Athena dan Siprus Yunani menentang langkah itu, mengancam akan menangkap awak kapal dan meminta para pemimpin Uni Eropa bergabung dengan mereka.