Turki peringati penaklukan Istanbul yang ke-567
Turki pada Jumat merayakan peringatan penaklukan Istanbul yang ke-567 tahun, peristiwa sejarah yang dijuluki sebagai awal era baru.
Istanbul, sebuah kota metropolitan yang terkenal di seluruh dunia, dikepung sebanyak 28 kali sepanjang sejarah sebelum hari penaklukannya pada 1453 oleh Sultan Ottoman Muhammad II.
Pemimpin bernama Muhammad berusia 21 tahun itu dijuluki “Sang Penakluk” atas kemenangan yang diraihnya.
Terkait ramalan penaklukan Istanbul oleh seorang penguasa Muslim, dahulu Nabi Muhammad bersabda: “Istanbul pasti akan ditaklukkan; sang penakluk adalah komandan terbaik, pasukannya adalah prajurit yang terbaik.”
Pada malam 21-22 April 1453, sebanyak 67 kapal berukuran sedang dan kecil dipindahkan ke Golden Horn oleh tentara dan hewan melalui daratan Kabatas ke Pelabuhan Tophane di Istanbul.
Dinding pertama kota itu dibangun pada 657 SM.
Kaisar Romawi Septimius Severus (193-211) menghancurkan tembok-tembok ini selama invasi kota dan membangun tembok yang berakhir di dekat Hagia Sophia, termasuk Sarayburnu dan lapangan Masjid Sultan Ahmet.
Selama masa pemerintahan Konstantinus (306-337), kota – dari pantai Marmara ke Golden Horn – dikelilingi oleh tembok kota untuk ketiga kalinya.
Posisi Istanbul penting secara strategis
Feridun Emecen, dekan Fakultas Sastra 29 Universitas Mayis di Istanbul, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa Istanbul berada pada titik strategis yang penting, karena kota tua itu menghubungkan Timur dan Barat.
Dalam hal keagamaan, profesor sejarah itu menambahkan bahwa Istanbul memiliki makna besar bagi para Muslim dan Kristen.
“Kelahiran kerajaan baru muncul seiring dengan penaklukan Istanbul oleh Sultan Muhammad al-Fatih,” kata dia.
“Fatih adalah pendiri Kekaisaran Ottoman, dia melakukan ini dengan menaklukkan Istanbul. Oleh karena itu, penaklukan, yang merupakan titik balik, sangat penting bagi sejarah Turki,” tukas dia.
Bagi Fahameddin Basar, wakil rektor Universitas Fatih Sultan Mehmet di Istanbul, yang menonjol dalam penaklukan ini adalah bagaimana tentara Ottoman memindahkan kapal ke atas bukit dan memasuki Golden Horn.
“Bizantium terkejut saat melihat armada Ottoman di Golden Horn pada 22 April pagi hari,” kata Basar.
“Itu belum pernah terlihat sebelumnya dan itu adalah sesuatu yang tidak diharapkan oleh Bizantium,” tambah dia.
Basar menggambarkan Muhammad II sebagai “penguasa yang sangat bertekad, pejuang, dan berpendidikan tinggi yang mempelajari secara mendalam kegagalan pada pengepungan Istanbul sebelumnya.”
“Selama pengepungan 54 hari, pemimpin muda menggunakan taktik perang yang tidak digunakan dalam pengepungan sebelumnya,” tambah dia.
Sementara itu, Hanefi Bostan, asisten profesor di departemen Sejarah Universitas Marmara di Istanbul, menjuluki penaklukan tersebut sebagai “salah satu pencapaian terbesar dan paling penting dalam sejarah Turki dan Islam”.
“Karena efeknya yang luar biasa dalam sejarah dunia, [penaklukan Istanbul] mengakhiri Abad Pertengahan, simbol kegelapan dan memulai awal cahaya, Zaman Baru,” tukas dia.
Linimasa
23 Maret – Semua persiapan penaklukan Istanbul dilakukan di Edirne. Muhammad al-Fatih berangkat dari Edirne bersama pasukannya yang membawa meriam besar.
2 April – Venolian Bartolomeo Soligo menutup pintu masuk Golden Horn dengan rantai besar di pintu masuk pelabuhan di dalam air.
5 April – Sultan Muhammad dan Tentara Ottoman mendekati Konstantinopel. Pasukan itu terdiri dari 80.000 tentara.
6 April – Pengepungan dimulai dengan penembakan meriam besar.
12 April – Angkatan Laut Ottoman datang mendekati pelabuhan Konstantinopel. Angkatan Laut Ottoman terdiri dari 145 kapal termasuk 12 kapal dan 25 kapal pengangkut dan kapal kecil.
22 April – Kapal Ottoman dipindahkan ke Golden Horn melalui darat.
28 April – Kapten Giacomo Coco, yang ditugaskan untuk membakar kapal-kapal Ottoman di Golden Horn, gagal dan tewas dalam kapal yang tenggelam.
16 Mei – Kapal-kapal menyerang untuk mengangkat rantai di pintu masuk Golden Horn, tetapi serangan itu gagal.
13 Mei – Sementara serangan di tembok Istanbul berlanjut, di sisi lain, sebuah terowongan digali di bawah benteng untuk memasuki kota.
16 Mei – Ketika suara-suara penggalian terdengar di kota, orang-orang Bizantium melihatnya dan memblokir terowongan.
23 Mei – Sultan Muhammad mengirim utusan lain ke kaisar untuk terakhir kalinya, tetapi tawarannya ditolak.
25 Mei – Terowongan ketujuh yang digali tentara Ottoman juga gagal. Sultan mengerti bahwa menggali terowongan akan menelan banyak korban jiwa.
29 Mei – Tentara Ottoman melancarkan serangan pada jam-jam pertama 29 Mei.
Ottoman melakukan serangan terakhir dalam tiga gelombang. Selama dua jam pertama, Bashi-bazouk menyerang tembok, dan segera setelah itu pasukan Anatolia menggantikannya.
Akhirnya, para janisari – tulang punggung tentara – masuk. Pada pagi hari, tentara Ottoman berhasil masuk melalui pintu yang bernama Kerkoporta dan memasang bendera Ottoman di atas benteng di atas pintu.
Sultan Muhammad II memasuki kota sore hari pada hari pertama penaklukan. Dia langsung pergi ke Hagia Sophia dan berdoa di sana, dia mengatakan, “mulai sekarang tahta saya adalah Istanbul”.
Konstantinopel ditaklukkan setelah pengepungan yang berlangsung selama 54 hari.
Penaklukan itu mengakhiri Kekaisaran Bizantium berusia 1.058 tahun, Abad Pertengahan berakhir, dan Istanbul menjadi ibu kota baru Kekaisaran Ottoman.