Turki negara yang menampung pengungsi terbesar di dunia
Dalam enam tahun terakhir, Turki telah mempertahankan statusnya sebagai negara yang menampung jumlah pengungsi terbesar di dunia, kata juru bicara Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) di Turki.
Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Anadolu Agency, Selin Unal pada Jumat mengatakan bahwa sulit untuk menggambarkan kedermawanan dan keramahan Turki.
“Turki telah melindungi posisinya sebagai negara yang menampung populasi pengungsi terbesar di dunia dengan menampung sekitar empat juta orang yang membutuhkan perlindungan internasional pada 2019,” kata dia.
Unal juga menekankan bahwa Turki telah mempertahankan gelarnya itu selama enam tahun terakhir.
Menyoroti kedermawanan dan keramahan rakyat Turki, Unal mengatakan negara-negara tuan rumah lainya, dan Turki juga, pantas mendapatkan rasa hormat, dukungan dan solidaritas.
Menarik perhatian pada krisis pengungsi internasional, Unal mengatakan jumlah orang yang dipindahkan secara paksa di seluruh dunia meningkat dua kali lipat dalam 10 tahun terakhir karena peperangan, konflik, dan penganiayaan.
Dia mengatakan jumlah pengungsi internal dan eksternal pada 2019 mencapai hampir 80 juta.
Menekankan efek dari orang-orang terlantar di seluruh dunia, Unal mengatakan perpindahan mempengaruhi lebih dari 1 persen orang di seluruh dunia dan jumlah orang yang dapat kembali ke rumah mereka di antara para pengungsi terus menurun dari hari ke hari karena kondisi yang tidak memadai.
Dia mengatakan dua pertiga orang terlantar di seluruh dunia berasal dari Suriah, Venezuela, Afghanistan, Sudan Selatan, dan Myanmar.
“85 persen pengungsi bermigrasi ke negara berkembang atau negara tetangga,” kata Unal.
- Wabah Covid-19
Unal mengatakan wabah virus korona juga mengancam pengungsi seperti halnya menghantui semua orang.
“Turki memiliki pendekatan inklusif dalam memerangi wabah yang melindungi para pengungsi juga dan ini adalah masalah yang sangat penting bagi keberhasilan perjuangan,” kata dia.
Unal juga menambahkan bahwa wabah itu menyeret semua pengungsi di seluruh dunia, terutama di Suriah, ke situasi yang lebih menyedihkan.
Mengacu pada kekurangan kebutuhan dasar bagi para pengungsi, Unal mengatakan pengungsi tidak dapat mengakses kebutuhan dasar untuk melindungi diri mereka dari pandemi, sehingga bantuan kemanusiaan perlu disediakan untuk mereka.