Turki mulai longgarkan pembatasan Covid-19 secara bertahap
Turki mulai mengurangi pembatasan terkait Covid-19 setelah membuat berbagai kemajuan dalam perjuangannya melawan pandemi.
Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa pada 1 Juni, pegawai negeri yang sedang cuti administratif atau bekerja dari jarak jauh akan kembali ke kantor mereka.
Mengacu pada larangan perjalanan di 15 kota besar, dia mengatakan larangan bepergian antarkota di Turki akan dicabut bulan depan.
Sebelumnya pada April, Turki memberlakukan larangan perjalanan di 31 provinsi untuk membendung penyebaran virus dan kemudian mencabut sebagiannya.
Erdogan mengatakan selain tempat hiburan, perusahaan seperti restoran, toko kue, kafe, kebun teh, kolam renang, dan sumber air panas juga akan dibuka kembali.
Selain itu, layanan jalan tol juga akan dibuka kembali pada 1 Juni.
Selain itu, pantai, taman, kebun, kursus mengemudi, restoran, situs arkeologi, perpustakaan, pusat dan kamp pemuda serta museum di Turki akan dibuka kembali pada hari yang sama.
“Pusat penitipan anak dan taman kanak-kanak juga akan dibuka kembali mulai Juni” ujar presiden.
Sementara itu, pembatasan olahraga individu juga telah berakhir, sementara pembatasan pariwisata laut, penangkapan ikan dan transportasi juga dicabut dalam aturan yang ditentukan.
Selain itu, Turki mencabut jam malam untuk anak di bawah 18 tahun pada Rabu dan Jumat antara pukul 14.00 hingga 20.00.
Jam malam akan berlanjut untuk warga yang berusia di atas 65, kecuali pada Minggu antara pukul 14.00 hingga 20.00.
Dia menambahkan bahwa selama penutupan, kelompok-kelompok pendukung sosial pemerintah Vefa menjangkau lebih dari 6,2 juta orang dengan menyediakan layanan-layanan penting di rumah.
“Turki menanggapi permintaan 100 dari 135 negara yang meminta bantuan melawan Covid-19,” tambah Erdogan.
Sejak pertama kali muncul di Wuhan, China, pada Desember lalu, virus korona telah menyebar ke setidaknya 188 negara dan wilayah.
Menurut data yang dikumpulkan oleh Johns Hopkins University Amerika Serikat, lebih dari 5,8 juta kasus telah dilaporkan di seluruh dunia sejak Desember lalu, dengan angka kematian melebihi 360.000 dan lebih dari 2,4 juta dinyatakan sembuh.
Pada Kamis, Turki mengkonfirmasi total 160.979 kasus, sementara pemulihan melampaui 124.000.