Perwakilan Uni Eropa: Tren negatif hubungan UE-Turki harus dihentikan
Kecenderungan negatif dalam hubungan Uni Eropa-Turki harus segera diakhiri, kata Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa (UE) Josep Borrell, pada Kamis.
Berbicara dalam rapat Parlemen Eropa yang diusungkan oleh Partai Rakyat Eropa yang konservatif, Borrell mengatakan, “Turki adalah mitra penting, negara calon anggota, dan sekutu NATO. Tren negatif saat ini dalam hubungan kita perlu dihentikan dan diperbaiki.”
Borrell mengatakan dia baru-baru ini mengunjungi Turki setelah dari Yunani dan otoritas Siprus Yunani. Dia menambahkan “stabilitas dan keamanan di Mediterania memerlukan kekompakan.”
Konflik di Suriah dan Libya mempengaruhi keamanan dan kepentingan UE secara langsung dalam hal terorisme, migrasi, dan stabilitas politik di kawasan itu, tambah dia.
Borrell mengatakan Turki dan UE memiliki beberapa ketidaksepahaman penting mengenai Suriah, karena anggota UE menentang operasi anti-teror Turki “Mata Air Perdamaian” pada Oktober 2019.
“Namun kita juga harus tahu bagaimana memposisikan diri [dengan Turki]. Turki telah menunjukkan solidaritas dan kemurahan hati terhadap lebih dari 3,5 juta pengungsi Suriah, dan telah memberikan bantuan lintas batas dan kemanusiaan,” lanjut dia.
“Di Mediterania timur Turki menunjukkan sikap agresif,” kata Borrell, sambil menekankan anggota UE harus siap berunding dengan Ankara untuk menemukan solusi politik di Libya.
Borrell juga menyatakan UE berkomitmen untuk menerapkan resolusi embargo senjata PBB ke Libya.
“Upaya melakukan pembalasan tidak membuat Mediterania menjadi zona yang lebih aman dan stabil. Ini hanya akan dicapai melalui dialog dan negosiasi ketika ada perbedaan,” kata dia.
Pelapor Parlemen Eropa untuk Turki Nacho Sanchez Amor mengatakan hubungan Turki-UE telah melalui masa-masa yang sulit.
Dia mengatakan kurangnya kepercayaan mempengaruhi dasar hubungan bilateral, negara-negara anggota UE harus berdiri bersama Yunani dan pemerintahan Siprus Yunani.
Manfred Weber, ketua Partai Rakyat Eropa, mengatakan pihaknya memprakarsai rapat tersebut untuk meningkatkan kekhawatiran UE soal perkembangan terakhir di Mediterania.
Dia mengatakan, masalah antara Turki dan Yunani dan Siprus Yunani tidak hanya mempengaruhi negara-negara ini tetapi seluruh Uni Eropa.
Weber berpendapat bahwa melanjutkan pembicaraan keanggotaan dengan Turki dalam kondisi seperti ini adalah sebuah kesalahan.
Uni Eropa, yang mengabaikan hak-hak sah Turki dan Republik Turki Siprus Utara di Mediterania Timur karena “solidaritas keanggotaan” blok itu dengan Yunani dan Siprus Yunani.