KBRI di Turki beri bantuan kepada 4.500 WNI selama masa kedarurata
Kedutaan Besar Republik Indonesia di Turki menyatakan telah memberikan perlindungan kepada sekitar 4.500 WNI yang tinggal di berbagai kota di Turki selama masa kedaruratan Covid-19 sejak Maret 2020 lalu.
Minister Councellor KBRI Ankara yang juga Ketua Satgas Penanganan Dampak Covid-19 bagi WNI di Turki Harliyanto mengatakan dari jumlah tersebut, selama periode kedaruratan, sekitar 2.842 WNI telah menerima bantuan langsung, diantaranya dalam bentuk logistik kepada 1.683 WNI, bantuan finansial kepada 107 WNI, dan bantuan keimigrasian serta kekonsuleran 1.010 WNI. Selain itu bantuan penanganan WNI sakit sebanyak 16 orang, dan bantuan pemulangan sebanyak 26 WNI.
Harliyanto menambahkan sebagian besar WNI yang mendapatkan bantuan logistik, finansial serta pemulangan adalah WNI dari kelompok rentan, yaitu para pekerja spa (spa therapist ) yang tidak diperpanjang kontrak kerjanya serta pekerja migran sektor rumah tanggal yang bekerja di Turki tanpa dokumen.
“Perwakilan RI menyiapkan hotline serta tautan internet khusus agar WNI bisa mengajukan permintaan bantuan selama 24 jam sehari dan 7 hari seminggu. Apapun kondisi WNI, kami berusaha untuk hadir dengan solusi sesegera mungkin selama tiga bulan terakhir,” kata Harliyanto, melalui keterangan resmi yang diterima Anadolu, pada Senin.
Harliyanto menambahkan selama tiga bulan terakhir, seluruh sumber daya perwakilan Indonesia difokuskan untuk memberikan perlindungan kepada WNI.
“Seluruh Atase teknis, baik Atase Pertahanan, Atase Kepolisian dan Atase Perdagangan, diberikan tugas-tugas khusus untuk melakukan upaya perlindungan WNI”, imbuh Harliyanto.
Dalam memberikan perlindungan kepada WNI di Turki selama kedaruratan Covid-19, KBRI bekerjasama dengan berbagai unsur masyarakat Indonesia di Turki.
KBRI di Ankara juga membentuk Satgas Perlindungan WNI yang beranggotakan para WNI yang tersebar di 81 provinsi di Turki serta di Siprus Utara.
Berdasarkan data KBRI Ankara, saat ini terdapat sekitar 4.500 WNI yang terdata menetap di Turki.
Dari jumlah tersebut, sekitar 1.500 orang adalah pekerja spa, 2.700 orang adalah pelajar dan mahasiswa serta sisanya adalah para ekspatriat dan mereka yang tinggal di Turki karena pernikahan.